Beberapa Sajak W.S.Rendra
Allahumma'ghfirlahu wa'rhamhu wa`afihi wa`fu`anhu
Dari buku Empat Kumpulan Sadjak, Pembangunan, Djakarta, 1961.
W A K T U
Waktu seperti burung tanpa hinggapan
melewat hari-hari rubuh tanpa ratapan
sayap-sayap mujizat terkebar dengan cekatan
Waktu seperti butir-butir air
dengan nyanyi dan tangis angin silir
berpejam mata dan pelesir tanpa akhir
Dan waktu juga seperti pawang tua
menunjuk arah cinta dan arah keranda
Dari buku Blues Untuk Bonnie, Tjupumanik, Tjirebon, 1971.
PESAN PENCOPET KEPADA PACARNYA
Sitti,
kini aku makin ngerti keadaanmu
Tak 'kan lagi aku membujukmu
untuk nikah padaku
dan lari dari lelaki yang miaramu
Nasibmu sudah lumayan
Dari babu dari selir kepala jawatan
Apalagi?
Nikah padaku merusak keberuntungan
Masa depanku terang repot
Sebagai copet nasibku untung-untungan
Ini bukan ngesah
Tapi aku memang bukan bapak yang baik
untuk bayi yang lagi kau kandung
Cintamu padaku tak pernah kusangsikan
Tapi cinta cuma nomor dua
Nomor satu carilah keslametan
Hati kita mesti ikhlas
berjuang untuk masa depan anakmu
Janganlah tangguh-tangguh menipu lelakimu
Kuraslah hartanya
Supaya hidupmu nanti sentosa
Sebagai kepala jawatan lelakimu normal
suka disogok dan suka korupsi
Bila ia ganti kau tipu
itu sudah jamaknya
Maling menipu maling itu biasa
Lagi pula
di masyarakat maling kehormatan cuma gincu
Yang utama kelicinan
Nomor dua keberanian
Nomor tiga keuletan
Nomor empat ketegasan, biarpun dalam berdusta
Inilah ilmu hidup masyarakat maling
Jadi janganlah ragu-ragu
Rakyat kecil tak bisa ngalah melulu
Usahakan selalu menanjak kedudukanmu
Usahakan kenal satu menteri
dan usahakan jadi selirnya
Sambil jadi selir menteri
tetaplah jadi selir lelaki yang lama
Kalau ia menolak kau rangkap
sebagaimana ia telah merangkapmu dengan isterinya
itu berarti ia tak tahu diri
Lalu depak saja dia
Jangan kecil hati lantaran kurang pendidikan
asal kau bernafsu dan susumu tetap baik bentuknya
Ini selalu menarik seorang menteri
Ngomongmu ngawur tak jadi apa
asal bersemangat, tegas, dan penuh keyakinan
Kerna begitulah cermin seorang menteri
Akhirnya aku berharap untuk anakmu nanti
Siang malam jagalah ia
Kemungkinan besar dia lelaki
Ajarlah berkelahi
dan jangan boleh ragu-ragu memukul dari belakang
Jangan boleh menilai orang dari wataknya
Sebab hanya ada dua nilai: kawan atau lawan
Kawan bisa baik sementara
Sedang lawan selamanya jahat nilainya
Ia harus diganyang sampai sirna
Inilah hakikat ilmu selamat
Ajarlah anakmu mencapai kedudukan tinggi
Jangan boleh ia nanti jadi propesor atau guru
itu celaka, uangnya tak ada
Kalau bisa ia nanti jadi polisi atau tentara
supaya tak usah beli beras
kerna dapat dari negara
Dan dengan pakaian seragam
dinas atau tak dinas
haknya selalu utama
Bila ia nanti fasih merayu seperti kamu
dan wataknya licik seperti saya--nah!
Ini kombinasi sempurna
Artinya ia berbakat masuk politik
Siapa tahu ia bakal jadi anggota parlemen
Atau bahkan jadi menteri
Paling tidak hidupnya bakal sukses di Jakarta
Dari buku Sajak-Sajak Sepatu Tua, Pustaka Jaya, Jakarta, 1972.
DATANGLAH, YA ALLAH
Aku datang kepadaMu, ya Allah
dengan tangan terentang dan muka ke tanah
Aku datang kepadaMu, ya Allah
bila habis segala daya
dan jiwa terpesona
Datanglah pula Kau padaku, ya Allah
Datanglah Kau padaku, wahai,
Tanya Dari Segala Tanya!
Lihatlah tanganku yang terpesona
Lihatlah jantungku yang berdebar dengan gemas
Wahai, berdaginglah Engkau
maka tanganku akan meremasMu
Adakah mataMu mentari atau bulan?
Adakah Kau dendam atau Pengampunan?
Adakah Kau pembalasan atau Ciuman?
Menataplah Kau padaku, ya Allah!
Lihatlah kerinduanku untuk mengerti
gemetar kakiku menahan guyah
dan keakraban bagiku
adalah damba dari segala damba
Allah! Allah! Allah!
Engkaulah kijang emas
menyelinap antara pohonan di hutan
Engkaulah keindahan dan kegesitan
Lihatlah, jantungku berdebar dengan gemas
Engkaulah bulan di balik cemara
burung penyanyi di dalam belukar
dan puteri Cina yang jelita
bersembunyi di balik kipasnya
Lihatlah, kerinduanku, ya Allah
Kerinduan, kegemasan, damba dan pesona
Ungkapkanlah diriMu padaku, wahai,
Tanya Dari Segala Tanya
Sedemikian agung dan besarMu
Sehingga tetap menjadi Tanya.***
1 Comments:
Rendra is my inspiration
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home