Saturday, September 5, 2009

Lagu "Terang Bulan" Siapa Punya?

LAGU "TERANG BULAN" SIAPA PUNYA?

oleh
IRFAN ANSHORY




AKHIR-AKHIR INI di berbagai media massa terdapat wacana bahwa irama lagu kebangsaan Malaysia "Negaraku" diambil dari irama lagu "Terang Bulan" karya Saiful Bahri yang populer pada tahun 1950-an. Memang kedua lagu di atas memiliki irama yang persis sama. Tetapi belum tentu "Negaraku" mengambilnya dari "Terang Bulan", sebab irama lagu yang dihebohkan itu ternyata memiliki sejarah yang cukup panjang.

Seorang komponis Perancis, Pierre-Jean de Beranger (1780-1857), yang berdiam di Kepulauan Seychelles, Samudera Hindia, pada tahun 1815 mencipta lagu "LA ROSALIE". Irama lagu itu enak disenandungkan, sehingga populer ke mana-mana.

Sampai pertengahan abad ke-20, masalah hak paten belumlah ketat seperti sekarang, sehingga dahulu orang bebas mengambil suatu irama lagu karya orang lain, lalu diberi lirik baru yang berbeda dan tidak ada hubungan dengan lirik lagu aslinya.

Pada tahun 1888, irama lagu "La Rosalie" diambil oleh Sultan Idris dari Negara Perak, Semenanjung Malaka, menjadi lagu kebangsaan "Allah Lanjutkan Usia Sultan". Kemudian pada tahun 1936 Paul Lombart di Amerika Serikat mengambil juga irama lagu "La Rosalie" menjadi lagu "Mamula Moon". Baik lagu "Allah Lanjutkan Usia Sultan" maupun lagu "Mamula Moon" sudah tentu memiliki irama yang 100% sama dengan lagu "La Rosalie", hanya kata-katanya saja yang berbeda.

Nah, irama lagu "Mamula Moon" diambil oleh komponis Indonesia, Saiful Bahri, pada awal tahun 1940-an menjadi irama lagu "Terang Bulan" :
Terang bulan, terang bulan di kali
Buaya timbul disangka t'lah mati
Jangan percaya mulutnya lelaki
B'rani sumpah tapi takut mati


Kemudian, ketika Persekutuan Tanah Melayu merdeka dari Inggris tahun 1957, irama lagu "Allah Lanjutkan Usia Sultan" dari Perak diambil menjadi irama lagu kebangsaan "Negaraku" :
Negaraku, tanah tumpahnya darahku
Rakyat hidup bersatu dan maju
Rahmat bahagia Tuhan kurniakan
Raja kita selamat bertakhta


Untuk menghormati lagu kebangsaan negara serumpun, Presiden Sukarno menganjurkan agar rakyat Indonesia tidak lagi menyanyikan lagu "Terang Bulan". Komponis Saiful Bahri yang saat itu dianggap pencipta "Terang Bulan" juga dimohon kerelaan agar lagu "ciptaannya" itu dipakai sebagai irama lagu kebangsaan negara tetangga.

Jadi tidak usah diributkan jika irama lagu "Negaraku" persis sama dengan irama lagu "Terang Bulan", sebab irama kedua lagu itu merupakan "barang yang sama" dan sama-sama menjiplak irama lagu ciptaan Beranger abad ke-19.***

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home